Makna Psychological Well-being dalam Perspektif Karyawan di Biro Smart Solindo Consultama
DOI:
https://doi.org/10.55606/inovasi.v4i3.4979Keywords:
Psychological Well-being, karyawanAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap makna kesejahteraan psikologis (psychological well-being) dari perspektif karyawan di Biro Psikologi Smart Solindo Consultama. Dalam lingkungan kerja yang sarat tekanan dan target, pemahaman mengenai kesejahteraan psikologis menjadi krusial sebagai dasar pengambilan kebijakan yang mendukung kesehatan mental. Pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi digunakan untuk menggali pengalaman subjektif 5 (lima) partisipan melalui wawancara mendalam dan observasi langsung. Analisis dilakukan menggunakan teknik Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) untuk memahami makna kesejahteraan berdasarkan enam dimensi utama dari Ryff, yaitu penerimaan diri, hubungan positif, kemandirian, penguasaan lingkungan, pertumbuhan pribadi, dan tujuan hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas karyawan memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya keseimbangan kerja-hidup, pertumbuhan diri, dan hubungan sosial yang sehat sebagai faktor utama dalam menjaga kesejahteraan psikologis. Meskipun ditemukan tantangan seperti tekanan kerja, konflik peran, dan kurangnya kebebasan dalam pengambilan keputusan, partisipan mampu mengembangkan strategi adaptif serta menunjukkan resiliensi psikologis yang kuat. Temuan ini menekankan pentingnya peran organisasi dalam menciptakan lingkungan kerja yang suportif dan responsif terhadap kebutuhan psikologis karyawan. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pengembangan kebijakan manajerial yang lebih humanistik dan berorientasi pada kesejahteraan karyawan.
References
Aini, D., & Aisyah, S. (2013). Psychological well-being: Konsep dan dimensi kesejahteraan psikologis individu. Universitas Raden Fatah Palembang.
Di Fabio, A., & Palazzeschi, L. (2015) "Hedonic and eudaimonic well-being: The role of resilience beyond fluid intelligence and personality traits". Frontiers in Psychology, 6(9), 1–7.
Moleong, L. J. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Prakoso, A. Y. (2020). Makna kesejahteraan psikologis pada karyawan sektor pemerintahan: Studi fenomenologis. Jurnal Psikologi, 17(1).
Prastowo, A. (2018). Pendekatan Fenomenologi dalam Penelitian Kualitatif. Jurnal Penelitian Pendidikan, 19(2), 123–134.
Purnomosidi, F., Pi, M., Widiyono, S. K., Musslifah, A. R., & Psikolog, M. P. (2022). Buku referensi kesejahteraan psikologis dengan sholat dhuha. Lembaga Chakra Brahmana Lentera.
Rahmat, J. (2020). Interpretative Phenomenological Analysis (IPA): Strategi Analisis Data dalam Penelitian Kualitatif. Jurnal Komunikasi dan Media, 4(1), 45–58.
Ryff, C. D. (1989). Happiness is everything, or is it? Explorations on the meaning of psychological well-being. Journal of Personality and Social Psychology, 57(6).
Ryff, C. D dan Singer, B. H. (1996). Psychological well-Being: Meaning, Measurement and Implications For Psychotherapy Research. Journal Of Psychoteraphy Psychosomatics, 65, 14-23
Ryff, C. D., & Singer, B. H. (2006) "Know Thyself and Become What You Are: A Eudaimonic Approach to Psychological Well-Being". Journal of Happiness Studies, 13–39.
Satori, D., & Komariah, A. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Triwahyuningsih, E. (2017). Kebahagiaan eudaimonik: Tinjauan konsep dan relevansi dalam kesejahteraan psikologis. Jurnal Edukasi dan Psikologi, 5(2), 45–54.
Warr, P. (1990). The measurement of well-being and other aspects of mental health. Journal of Occupational Psychology, 63(3).
Wibowo, M. E. S. (2022). Studi fenomenologi terkait psychological well-being pada pelaku usaha batik di Kampoeng Batik Kauman Kota Pekalongan. INOBIS: Jurnal Inovasi Bisnis dan Manajemen Indonesia, 5(4), 489–504.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Jurnal Sosial Humaniora dan Pendidikan

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.